Bandar Lampung (30/05), Muda Bersahabat dan Inovatif, Mahasiswa Pertanian Bantu Calon Mahasiswa Baru Cari Lokasi Test. Mahasiswa Fakultas Pertanian bantu adik-adik calon mahasiswa baru ke tempat test SBMPTN yang akan dilaksanakan esok hari. Mahasiswa Fakultas Pertanian yang tergabung dalam organisasi Forum Studi Islam Fakultas Pertanian ini tidak hanya sekedar membantu adik-adik calon mahasiswa mencari tempat test tetapi juga memberikan layanan ojek gratis, baca buku gratis, dan konsultasi terkait perkuliahan dan sebagainya.
Acara yang digelar mulai pukul 15.00 WIB itu disambuat baik oleh adik-adik calon mahasiswa baru serta orang tua yang mendampingi anak-anaknya yang akan test SBMPTN. Bertempat di depan gedung Magister Agronomi Fakultas Pertanian, para mahasiswa yang tergabung dalam Fosi Fakultas pertanian ini tanpa pamrih membantu mereka yang membutuhkan. "Acara ini sengaja kami adakan bersama rekan-rekan kami di Universitas Lampung guna membantu adik-adik yang ingin mencari tempat testnya mengingat dulu ketika kami yang ada di posisi mereka sangat membutuhkan sekali informasi-informasi seoerti ini," kata Adam Jordan sekretaris Fosi FP unila.
Tidak hanya di fakultas pertanian, hal serupa juga digelar di beberapa titik di Universitas Lampung diantaranya di bawah beringin Unila oleh Birohmah Unila, di Fakultas Hukum, di Fakultas Teknik dan di beberapa titik lainnya. "Saya sangat mengapresiasi agenda seperti ini, terlebih melihat kumpulan mahasiswa yang mau peduli dengan orang lain membuat saya teringat masa-masa kuliah dulu," sahut pak Mul salah satu orang tua yang mengantar anaknya mencari ruangan test SBMPTN saat mampir di posko Fosi FP Unila.
Bunyi alarm pagi ini terasa begitu keras, menusuk telingaku dalam-dalam. Tak seperti biasanya, mungkin ini efek semalam. Lagi-lagi malam tadi aku tidur terlalu larut. Seperti biasa, aktivitas rutin setiap harinya aku kerjakan terlebih dahulu. Barulah selepas subuh aku kembali menyelesaikan tugas kuliahku. Ya, lagi-lagi tugas kuliah ada setiap harinya. Buru-buru aku buka si merah, sebut saja begit. Laptop kesayangan (karena memang satu-satunya) yang masih setia menemaniku dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah.
Tak lama kemudian, si merah menunjukkan wajahnya. Cepat saja ku cari file semalam yang memang belum selesai aku kerjakan. Tapi naas, mungkin karena semalam sudah tak fokus lagi, tugas yang telah ku buat tak sempat aku simpan, dan laptop pun mati dengan sendirinya dari semalam. Arrgh... erangku sedikit kesal.
Sejenak aku berpikir, tak ada gunanya penyesalanku. Yang aku butuhkan hanyalah tindakan "selesaikan tugasmu sekarang!". Ya, benar saja walau pun dari segi waktu tak mungkin aku mampu menyelesaikan tugas ini, tapi aku tak mau berputus asa. Waktu yang kurang dari dua jam aku manfaatkan semaksimal mungkin. Dengan semangat '45 aku susun tiap kata demi kata menjadi sebuah kaliamat dan dari kalimat-kalimat tersebut ku rangkai menjadi sebuah paragraf, hingga akhirnya tersususun bab demi bab yang memang dibutuhkan.
Hampir-hampir aku tak percaya, ternyata tugas yang semalam terlihat begitu banyak dan rumit, hanya butuh waktu sekitar 1 jam 30 menit untuk mengerjakannya. Entah mengapa tangan ini seperti bergerak sendiri, dan otak ini terasa begitu fresh saat mengerjakan semua tugas ini. Pikiran-pikiran kacau yang awalnya sering menggangu sejanak hilang dari ingatan. Jelas saja, sebelum jam 8 tugas pun sudah aku selesaikan.
Selesai dengan semua itu, akupun teringat akan sesuatu. Semua ini pastinya tak lepas dari pertolongan yang Allah Azza wa Jalla berikan. Masih kuingat pertemua tempo hari dengan seorang ustad dalam sebuah majelis ilmu. Beliau menyampaikan bahwa Allah SWT berfirman dalam surah Muhammad ayat 7 yang artinya :
"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu".
dari ayat tesebut jelas betapa Allah Azza wa Jalla meyayangi makhluk-Nya, meskipun tidak semua kebaikan yang kita lakukan seketika itu dibalas-Nya. Wallahu A'lam.
"Teruslah berbuat kebaikan, dan ajaklah orang lain untuk berbuat baik. Sejatinya sebaik-baiknya makhluk adalah ia yang terus memperbaiki dirinya".
Iniakah namanya CINTA?
Iya,, CINTA..
Cinta bukan hanya maksiat belaka,
Cinta yang memang benar-benar tumbuh karena-Nya,
Cinta yang memang datang karena Takdir-Nya,
Cinta yang benar-benar menguras seluruh tenaga,
Ya, bahkan tak hanya sekedar tenaga,
Tetapi juga pikiran, waktu dan biaya,
Berat memang awalnya,
Tapi seiring berjalannya waktu, semua meraskan dampaknya,
Ya, dampak dari jerih payah yang dilakukan setiap waktunya,
Sebuah kebahagiatan yang tiada duanya,
Bukan hanya kebahagiaan didunia yang fana,
Tapi juga kebahagiaan diakhirat nantinya,
Berdoalah kelak kita kan dikumpulkan di Jannah-Nya,
Oleh IR
Teramat banyak hal yang kita cintai, namun ternyata tersimpan misteri bahwa sesuatu tersebut belum tentu baik adanya.
Dan tak sedikit dari yang kita benci, ternyata terkandung berjuta hikmah yang membawa kita kepada kemuliaan.
Dan sebaik-baiknya cinta adalah cinta yang dititipkan Rabb kita, bukan cinta yang serta merta kita tanam.
Cinta yang semestinya kita kembangkan agar menjadi pribadi penyayang, bukan pribadi yang mencari cari alasan agar agar menyayangi.
Dan sebaik2nya teladan dalam kisah cinta adalah Rosulillah SAW.
Jika bukan karena cintanya pada ummatnya, maka tak mungkin Beliau berkenan menanggung pahitnya maut agar ummatnya tak merasakan derita proses kematian.
Jika bukan karena kasih sayangnya, maka tak akan banyak yang mendapatkan hidayah Islam melalui lisan dan mulianya sikap beliau.
Tentu teramat syahdu jika kita simak pertama kali beliau menerima wahyu Islam, sebagai amanah pembawa risalah Illahiyah.
Betapa kisah menggambarkan beliau teramat takut hingga Ummul muslimin, Khodijah mencoba menenangkan jiwa yang terselimuti kejujuran.
Dan hasil kemenangan-kemenangan dakwah rosululloh membawa Dien ini menerangi hati-hati yang dahulunya kering akan hidayah.
Begitulah sikap kepemimpinan yang dibutuhkan.
Traumatik akan beban di pundak memang menjadi sisi alamiyah manusia.
Namun larut dalam dilema bukanlah sikap sang pembelajar sejati.
Kemudian ia bangun dan bangkit, menegarkan pundaknya agar amanah Tuhannya benar benar mampu ia jalankan dg penuh keridhoan.
Begitulah proses dan usaha untuk mencintai.
Ia benar benar menanggalkan kecintaannya demi belajar mencintai.
Ia melepaskan segala bentuk rintihan jemarinya, demi meraup kasih sayang-Nya.
Mengubah Kecintaan menjadi proses Mencintai tak mudah lisan bertidak.
Namun merupakan proses perjalanan panjang.
Seiring berjalannya garis waktu, proses ini mampu mendewasakan sikap.
Maka jangan takut dan jangan berkecil hati ketika Allah menjauhkan dari yang kita cintai.
Bisa jadi, Allah telah mempersiapkan sesuatu yang lebih baik bagi kita.
Maka.
Pantaskan diri agar apa yang Allah siapkan mampu kita sikapi dengan paripurna.
Dan serahkan segala bentuk makar kepada memilik sejati diri ini, karena sebaik baiknya makar adalah makar-Nya, Allah SWT.