Sabtu, 07 Oktober 2017

Mengukur Cinta

MENGUKUR CINTA 
@salimafillah
.
"Wahai Ayah", ujar 'Abdullah ibn 'Umar kepada bapaknya, "Mengapa bagian Usamah ibn Zaid kau tetapkan lebih banyak daripada bagian Ananda, padahal kami berjihad bersama di berbagai kesempatan?"
.
"Karena", ujar Sayyidina 'Umar sembari tersenyum sendu, "Ayah Usamah, Zaid ibn Haritsah, lebih dicintai Rasulullah ﷺ daripada Ayahmu."
.
Di kala Rasulullah ﷺ memasuki Makkah dan Masjidil Haram, Abu Bakr datang menuntun ayahnya kepada beliau. Ketika Sang Nabi ﷺ melihat Abu Quhafah yang sepuh lagi telah buta, beliau bersabda, 'Ya Aba Bakr, kenapa engkau tidak silakan ayahmu di rumah dan aku sajalah yang datang pada beliau?'
.
"Ya Rasulallah", jawab Ash Shiddiq, "Ayahku lebih berhak berjalan kepadamu daripada engkau datang kepadanya'. Rasulullah ﷺ mendudukkan Abu Quhafah di depan beliau, mengusap dadanya, dan bersabda kepada-nya, 'Masuk Islamlah'. Abu Quhafah pun masuk Islam.
.
Tepat di saat Abu Quhafah menghulurkan tangan untuk berjanji setia pada Rasulillah ﷺ, Abu Bakr malah menangis. Sesenggukan sedunya mengguncang bahu. Semua yang hadir bertanya-tanya. Bukankah di hari itu, Abu Bakr harusnya berbahagia menyaksikan keislaman ayahnya? Bukankah 1 kesyukuran besar menyaksikan orang yang kita kasihi dibuka hatinya oleh Allah tuk menerima hidayah?
.
Namun Ash Shiddiq berkata pada Sang Nabi ﷺ, “Lebih kusukai jika tangan Pamanmu ya Rasulallah, menggantikan tangannya, lalu dia masuk Islam dan dengan begitu Allah membuatmu ridha.”
.
Paman yang dimaksud tentulah Abu Thalib. Dia yang telah memberikan seluruh daya upaya di sisa usianya untuk membela dakwah keponakan tersayangnya, namun hidayah tak menjadi haknya. Betapa mengerti Abu Bakr akan isi dada Rasulillah ﷺ.
.
Sahabat sejati, seperti Ash Shiddiq dan Al Faruq, mengukur sikapnya dari hati sang kekasih ﷺ. Hari ini, kita tertatih mengukur cinta di dada kita dengan isi hati mereka. Apa yang mereka cintai, sanggupkah kita selalu mencintainya. Ya Rabbana.
.
Imam Muslim meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu ’Anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, ”Tidaklah seorang hamba beriman sehingga aku lebih dia cintai daripada kerabatnya, hartanya, dan seluruh manusia.”

Rabu, 04 Oktober 2017

Kerinduan Sang Murabbi

Image from : Instagram @portalmahasiswa
 KERINDUAN SANG MURABBI

Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah keperluan,
bukan sekedar sambilan apalagi hiburan …

Aku rindu zaman ketika mambina adalah kewajiban
bukan pilihan apalagi beban dan paksaan …

Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan,
bukan sekedar pelangkap pengisi program yang dipaksakan …

Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan,
bukan keraguan apalagi kecurigaan …

Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan,
bukan tuntutan, hujatan dan obyekan….

Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan
bukan su’udzon atau menjatuhkan …

Aku rindu zaman ketika kita semua
memberikan segalanya untuk da’wah ini …

Aku Rindu zaman ketika nasyid ghuroba
manjadi lagu kebangsaan…

Aku rindu zaman ketika hadir liqo adalah kerinduan
dan terlambat adalah kelalaian …

Aku rindu zaman ketika malam gerimis
pergi ke puncak mengisi dauroh
dengan uang yang cukup2
dan peta tak jelas …

Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah
benar-benar berjalan kaki 2 jam
di malam buta sepulang tabligh da’wah di desa sebelah …

Aku rindu zaman ketika pergi liqo
selalu membawa infaq, alat tulis, buku catatan
dan qur’an terjemah ditambah sedikit hafalan …

Aku rindu zaman ketika binaan menangis
karena tak bisa hadir di liqo …

Aku rindu zaman ketika tengah malam pintu diketuk
untuk mendapat berita kumpul di subuh harinya …

Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah
berangkat liqo dengan wang belanja esok hari untuk keluarganya …

Aku rindu zaman ketika seorang murobbi
sakit dan harus dirawat,
para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya …

Aku rindu zaman itu …

Ya Rabb …
Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami …

Ya Rabb …
Berikanlah kami keistiqomahan di jalan da’wah ini …


dikutip dari :
KATA-KATA "SANG MURABBI"
Alm. KH Rahmat Abdulah

Selasa, 03 Oktober 2017

7 Tips Sukses Menjadi Mahasiswa, Coba Aja Kalo Gak Percaya

Hey Kamu...
Iya kamu yang udah jadi mahasiswa sekarang :D

Ada tips bagus nih buat kamu yang sekarang menyandang gekar mahasiswa. Siapa sih yang gak pengen sukses jadi mahasiswa? Tentu semua pasti pengen sukses dong. Mimin kasih tau nih tipsnya, jangan lupa dilaksanain, jangan cuman dibaca aja :) hihihi
Oke, langsung aja sob cek di bawah.

1. Petakan Cita-Citamu dan Buat Target Capaian


Mengejar cita cita bisa jadi salah satu tujuan kenapa kuliah kita. Awal masa perkuliahan merupakan titik awal yang sangat menentukan masa depan kuliahmu. Memetakan cita-cita dan buat targetan pencapaian adalah hal yang sangat penting sebagai awal kesuksesan kamu di universitas. Oiya, jangan lupa letakkan targetanmu di tempat yang bisa kamu lihat setiap harinya. Dan satu lagi, centang setiap targetan cita-cita yang sudah kamu capai.

2. Targetkan IP Kamu Sejak Awal

Sebagai mahasiswa baru, mungkin kamu belum mengenal yang namanya IP. IP atau Indeks Prestasi adalah hasil capaian akademik kamu selama satu semester. Adapun istilah IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif merupakan gabungan dari IP setiap semester. Sebagai mahasiswa baru, menargetkan IP sejak awal akan sangat membantu kamu menjadi mahasiswa yang hebat. Atau  boleh juga kamu tuliskan targetan IP di targetan cita-citamu. Itung-itung biar gak ribet :D

3. Kurangi Kebiasaan Begadang

Nah, ini yang biasanya sangat sulit di hindari mahasiswa baru. Biasanya banyak mahasiswa terpaksa untuk begadang demi tugas ataupun laporan. Padahal begadang sangatlah buruk untuk kondisi tubuh saat perkuliahan. Sebaiknya minimalkan waktu begadang kamu, caranya dengan mulai mengatur waktu dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Kurangi kegitan-kegitan yang un-faedah, hehe.

4. Temukan Cara Belajar Yang Paling Asik

Ini juga merupakan kunci kesuksesan buat kamu di dunia kampus. Setiap orang memang memiliki banyak cara belajar efektif yang berbeda beda. Ada yang suka belajar disore hari, ada juga yang suka belajar di malam hari bahkan di saat setelah subuh atau sebelum subuh. Eksplorasilah terus cara belajar kamu, coba semua gaya belajar yang kamu tau, sampai kamu menemukan cara belajar yang paling baik buat kamu. Jika sudah, gunakan terus gaya belajar itu, dan sukseslah menjadi mahasiswa.

5. Pandai Memilih Teman Baru

Memilih teman juga merupakan kunci keberhasilan kamu dikampus. Memilih teman, berarti kamu memilih masa depan kamu. Seperti yang disamapaikan dalam Hadist Bukhori dan Muslim, "Permisalan teman yang baik dan teman yang jelek seperti (berteman) dengan pembawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Dan adapun (berteman) dengan pembawa minyak wangi kemungkinan dia akan memberimu, kemungkinan engkau membelinya, atau kemungkinan engkau mencium bau yang harum. Dan (berteman) dengan tukang pandai besi kemungkinan dia akan membakar pakaianmu atau engkau mendapatkan bau yang tidak enak." 

Nah, maka dari itu pilihlah teman baru yang baik, berkualitas dan yang bisa memngajakmu kedalam kebaikan, karena itu sedikit banyak akan sangat mempengaruhi pribadi kamu. sekali lagi, memilih teman, berarti memilih masa depan.

6. Pandai-Pandai memilih Organisasi

Bagi mahasiswa baru pasti sangat tertarik dengan berbagai organisasi yang ada di kampus. Organisasi di perkuliahan terbagi menjadi dua, yaitu organisasi mahasiswa internal kampus dan eksternal kampus. Organisasi mahasiswa internal seperti, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiwa Jurusan(HMJ), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Sedangkan, organisasi mahasiswa eksternal adalah organisasi yang berada di luar kampus seperti komunitas hobi.

Yang perlu kamu perhatikan dalam memilih organisasi adalah waktu, visi dan misi, dan kesiapan diri kamu. Selain itu, pilihlah organisasi yang bukan hanya sekedar untuk berhura-hura. Cari organisasi yang bisa "sekali mengayuh dayung, dua tiga pulau terlampaui" hehe, intinya organisasi yang bisa menambah kapasitas diri, softskill, nambah temen, plus yang berpahala pastinya.

7. Santai tapi Pasti

Take it slow, sob. Adaptasi di lingkungan baru emang butuh proses. Ada yang butuh sehari atau  setahun buat melakukannya. Seiring berjalannya waktu kamu bakal mengenal semua perubahan dalam hidupmu. Engga perlu terburu-buru. Cukup nikmati dan jalani dengan santai tapi pasti.

Terakhir kamu harus juga harus sadar ya kalo pergaulan di dunia kampus itu jauh berbeda dari fase kehidupan sebelumnya. Kamu perlu terus bersiap dan fleksibel menghadapi perubahan yang ada tapi tetap dalam koridor yang baik. Good luck buat hari-hari awal di dunia kampus.

---------------------------------------------------------------------
Sekian ya tips dari mimin, semoga bermanfaat buat kalian semua :)

Senin, 02 Oktober 2017

Apa Arti Cermin?


image : @portalmahasiwa.id
Apa Arti Cermin?
Ust. Salimafillah
.
Ada bagian tubuh yang tak bisa kita lihat tanpa kebeningan cermin. Ada bagian jiwa yang tak bisa kita fahami tanpa persaudaraan di jalanNya.
.
Adalah Nabi ﷺ bersabda, "Al mukmin mir-atul mukmin. Mukmin itu cermin bagi sesama mukmin."
.
Apa arti cermin? Apa yang kita lakukan ketika bercermin?
.
Yakni, ketika kita mendapati ada yang tak beres pada bayangan di dalam cermin, maka justru diri kita sendirilah yang pertama-tama harus dibenahi. Ketika kita melihat sesuatu yang tak patut pada saudara kita, diri kitalah yang mesti lebih dulu diperiksa, jangan-jangan ia lebih parah hakikatnya.
.
Maka dengan selalu berkaca; jika merasa suci, curigailah jangan-jangan itu putihnya nanah dari luka nurani. Jika merasa besar, curigailah bahwa hati sedang bengkak. Jika merasa tinggi, curigailah bahwa kita sedang melayang kehilangan pijakan. Dan jika merasa wangi, curigailah ia asap dari 'amal shalih yang hangus dibakar riya'.
.
Adalah Musa 'Alaihissalam, pandai bercermin hingga mengetahui kelemahan dirinya. Maka dia minta pada Allah seorang saudara agar diutus tuk jadi pendukungnya.
.
"Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lisannya daripadaku. Maka utuslah dia bersamaku, sebagai penyokongku, untuk membenarkanku. Sungguh aku takut mereka akan mendustakanku." (QS Al Qashash: 34)
.
Sementara di seberang sana, tahukah kita apa yang membuat Fir'aun terjangkit waham merasa diri sebagai Tuhan? Konon menurut sebuah hikayat canda, itu gara-gara dia tak suka bercermin dan sering pipis sembarangan.
.
Iya, dia buang air kecil tanpa adab tak tahu tempat; kadang di balairung, di selasar istana, bahkan di singgasana. Saat itulah para dayang dan punggawa akan berseru kepadanya, "Ya Tuhaaaannnn.. Apa yang kamu lakukan?"
.
Inilah ge-er tingkat tuhan.

Minggu, 01 Oktober 2017

Balasan Terbaik Bagi Orangtua

image : @portalmahasiswa.id
Balasan Terbaik Bagi Orangtua
Ust. Felix Siauw

Bila kelak saya ditanya oleh anak perempuan saya, apa yang membahagiakan saya? Maka akan tegas saya jawab, "Ketaatan dirimu pada Allah nak, itu satu-satunya"

Memang tak ada orangtua yang tak bangga bila anaknya hidup berkecukupan, tapi banyak yang berkecukupan tapi lupa bahwa ia tak cukup memberi waktu orangtuanya

Sedangkan tingginya pendidikan, hebatnya jabatan, tak dirasa langsung oleh orangtua, sebab baginya engkau tetap seorang putri terkasih, dan gelar itu cukup baginya

Banyak pula orang yang tetap memberi sebagian hartanya pada orangtuanya, tapi tak memahami bahwa orangtua memerlukan perhatian lebih dari harta semuka bumi

Sebenarnya, seorang anak tak bisa benar-benar membalas semua jasa dan payah orangtuanya, walau ia memberi dunia sekalipun. Kecuali membalas dengan ketaatan

Itulah sebenar-benarnya balasan pada orangtua. Sebab taat, maka anak akan mau membopong orangtuanya di pundaknya, bahkan untuk thawaf dan sai sekalipun

Sebab taat, maka orangtua tak hanya dicukupi keperluannya, tapi juga diperhatikan hajat jiwanya. Tak hanya saat hidup, tapi membekali pula saat sudah di kuburan

Bila mampu berpesan, segenap orangtua yang sudah di dalam tanah akan berkata, "Tak guna semua yang fana pada dirimu nak, tapi amal salihmu, itu yang menerangi kuburku!"
.
Jangan bilang sayang pada orangtua, jika beramal salih pun kita masih banyak alasan. Jika shalat pun belum diperhatikan, bila hijab belum dikenakan, itu jadi dusta

Jika sayang orangtua, taati Allah, maka orangtua kita akan disenangkan oleh Allah, disayang oleh Allah. Itulah sebenar-benar balasan kita pada orangtua kita

Ketahuilah, tiap-tiap ketaatan kita pada Allah, adalah ampunan Allah bagi mereka berdua, tiap-tiap maksiat kita, adalah tanya Allah bagi mereka, mana yang kita pilih?