Beras Analog : Inovasi Beras Alternatif
|
Contoh Beras Analog dan Beras Padi |
Beras analog atau beras tiruan adalah beras yang dibuat dari bahan non padi dengan kandungan karbohidrat mendekati atau melebihi beras yang terbuat dari tepung lokal atau tepung beras (Samad 2003; Deptan 2011). Beras analog adalah beras tiruan yang hanya terbuat dari tepung lokal non-beras (Budijanto et al. 2011). Beras analog adalah salah satu jenis beras yang berbahan baku seperti singkong, tepung sagu, jagung, umbi-umbian, dan beberapa sumber karbohidrat lainnya. Beras analog ini merupakan salah satu program dari Kementerian Pertanian untuk mengurangi ketergantungan konsumsi masyarakat terhadap beras padi. Beras analog dibuat dari bahan sumber karbolokal non padi seperti umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar, talas, gembil dan umbi lainnya), serealia (jagung, sorgum, hotong), tanaman pohon (sagu), tanaman buah (sukun, pisang) dan dari sumber karbohidrat lainnya. Sedangkan untuk meningkatkan kandungan protein bisa menggunakan pangan sumber protein seperti kacang-kacangan.
Aspek Pentingnya Beras Analog
Beras analog perlu untuk dikembangkan terutama dalam hal inovasi. Aspek-aspek berikut menjadi alasan pentingnya beras analog :
- Beras analog merupakan salah satu produk diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan adalah upaya penganekaragaman pola konsumsi pangan masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu gizi makanan yang dikonsumsi yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi penduduk (Almatsier, 2001).
- Ketergantungan terhadap beras menjadi masalah disebabkan oleh tingkat konsumsi beras yang sangat tinggi namun tidak diimbangi dengan peningkatan produksi padi. Tingginya tingkat konsumsi di Indonesia selain disebabkan oleh jumlah penduduk yang terus meningkat juga disebabkan oleh pola konsumsi masyarakat yang sulit berubah dari beras ke bahan pangan lain. Hal tersebut disebabkan oleh faktor sosial antara lain masyarakat menganggap mengonsumsi sumber beras termasuk dari status sosial dan hanya akan mengonsumsi sumber karbohidrat lain (gaplek atau tiwul) jika jumlahnya terbatas atau tidak mampu membeli beras (Tarigan, 2003).
- Indonesia kaya akan produk sumber karbohidrat lain seperti jagung, singkong, sorgum, sagu, dan umbi-umbian lainnya. Bahan-bahan tersebut sudah digunakan sebagai bahan pangan, namun masih belum bisa menggantikan beras sebagai makanan pokok. Biasanya bahan tersebut lebih sering diolah menjadi penganan, kue atau jajanan pasar. Kendala dalam mengonsumsi bahan tersebut sebagai bahan makanan pokok disebabkan kurangnya pengetahuan gizi masyarakat, kurangnya kesiapan masyarakat secara psikologis untuk mengganti makanan pokok dan kurangya ketersediaan produk pangan yang memenuhi selera masyarakat. Masyarakat merasa bosan dengan cara konsumsi umbi-umbian yang belum bervariasi sehingga lebih memilih produk berbasis gandum sebagai pengganti beras (Hidayah, 2011). Oleh karena itu, diperlukan teknologi untuk mengolah bahan-bahan tersebut menjadi bentuk yang menyerupai beras yang dapat diolah dan dikonsumsi seperti nasi.
|
Beras Analog Berbahan Dasar Singkong |
Kelayakan Konsumsi Beras Analog Sehari-hari
Beras analog ini mampu menggantikan itu. sumber
karbohidrat maupun gizi yang terkandung di dalam beras analog sama dengan beras
padi sehingga layak dikonsumsi. Dengan beras analog ini, masyarakat diharapkan
mampu memberi kontribusi dalam mengatasi ketahanan pangan secara berkelanjutan.
Beras analog dapat juga dimanfaatkan untuk program fortifikasi pangan dalam
upaya untuk mengatasi masalah malnutrisi dengan menambahkan beberapa mikro
nutrient penting ke dalam beras analog seperti vitamin A dan E, zat besi,
niacin dan sebagainya. Beras analog yang juga dapat dikembangkan sebagai
beras fungsional untuk kebutuhan khusus seperti untuk penderita diabetes, untuk
penderita hypercholes rolemia atau kebutuhan diet lainnya (Feriyanto, 2015)
Contoh Pengembangan Beras Analog
Saat ini ada beberapa industri rumah
tangga yang memproduksi beras analog berbahan dasar singkong di Lampung, salah
satunya adalah beras analog “Siger Unila” . Beras analog “Siger Unila” yang
dihasilkan umumnya berbentuk butiran/granule, ada yang berwarna putih dan agak
kekuningan, dan beraroma khas singkong. Salah satu industri yang memproduksi
beras analog “Siger Unila” adalah yang berlokasi di Way Kandis Bandar Lampung .
Beras analog “Siger Unila” yang dihasilkan berbentuk bulir yang menyerupai
beras padi dan berwarna putih. Beras analog “Siger Unila” memiliki tekstur
kepulenan yang hampir menyerupai nasi , bahkan lebih kenyal dari nasi. Rasanya
tidak jauh berbeda dengan nasi namun karena dibuat dari singkong maka beras analog
ada rasa khas singkong. Ukuran butiran beras analog dibuat menyerupai ukuran
beras pada umumnya (Triastuti, 2017).
Selain itu,
contoh inovasi beras analog dari hasil penelitian Budi dkk (2014) yang dibuat
dari tepung jagung 40 persen, tepung sorgum 30 persen dan pati 30 persen memiliki komposisi kimia Proksimat
seperti pada Tabel 1.
|
Tabel 1. Komposisi
Kimia Beras Analog dan Beras Padi |
Sumber:
Widara, 2012 dan Rohman, 1997
Kadar air, mineral dan protein beras analog
tersebut lebih rendah dibanding beras padi. Sedangkan kadar lemak dan protein beras analog lebih tinggi.
Namun secara umum komposisi kimia beras
analog tersebut sudah mendekati komposisi kimia beras padi. Dengan komposisi tersebut beras analog mempunyai nilai gizi yang
cukup. Pada umumnya beras atau nasi
dikonsumsi bersamaan dengan bahan pangan lain seperti lauk pauk yang mempunyai kandungan
protein yang tinggi sehingga nilai
asupan protein beras analog bisa
ditingkatkan. Namun bila diinginkan adanya
tambahan bahan mikronutrien lain seperti vitamin B, vitamin A, zat besi
dan sebagainya maka dapat dilakukan
fortifikasi pada saat formulasi. Mishra,
dkk., (2012) melaporkan beberapa
fortifikasi beras analog yang dilakukan oleh beberapa peneliti seperti
fortifikasi beras analog dengan besi, seng dan vitamin (Li, dkk., 2008), besi,
seng, thiamin dan asam
folat (Bett-Garber, dkk., 2004), dan vitamin A (Murphy, dkk., 1992).
DAFTAR PUSTAKA
[DEPTAN]
Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2011. Pedoman Umum Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan 2011. Badan
Ketahanan Pangan Deptan. Jakarta.
Almatsier.
2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Bett-Garber,
K.L., Champagne, E.T., Ingram, D.A. and Grimm, C.C. 2004. Impact of Iron Source
dan Concentration on Rice Flavor Using a Simulated Rice Kernel Micronutrient
Delivery System. Cereal Chemistry. 81(3): 384-388
Budi, F.S.,
Hariyadi, P., Budijanto, S., dan Syah, D. 2015. Teknologi Proses Ekstrusi Untuk
Membuat Beras Analog. Departemen llmu dan Teknologi
Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Budijanto S,
dkk. 2011. Pengembang Rantai
Nilai Serelalia Lokal
(Indegenous Sereal) Untuk Memperkokoh Ketahanan
Pangan Nasional. [Laporan
Program Riset Strategi]. Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Peranian Bogor. Bogor.
Hidayah.
2011. Rencana Pengembangan Tanaman Ubi
Jalar di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Fakultas
Geografi UMS. Surakarta.
Li, Y.,
Diosady, L. dan Jankowski, S. 2008. Effect of Iron Compounds on The Storage
Stability of Multiple Fortified Ultra Rice@. International Journal of Food Science and Technology.43.
423-429.
Mishra, A., Mishra,
H. N., Rao, P. S. 2012. Preparation of
Rice Analogues Using Extrusion Technology. International Journal of Food
Science and Technology.
Murphy,
P.A., Smith, B., Hauck, C. dan O’Connor, K. 1992. Stabilization of Vitamin A in
a Synthetic Rice Premix. Journal of Food Science. 57 (2). 437—439.
Rohman, A.M.
1997. Evaluasi Sifat Fisika-Kimia Pati
Beras Ketan Hitam, Beras Ketan Putih, Beras Cianjur dan Beras IR 36.
Skripsi di Fakultas Teknologi Pertanian
IPB Bogor.
Samad,
MY. 2003. Pembuatan Beras Tiruan
(Artificial Rice) dengan Bahan Baku Ubi
Kayu dan Sagu. J Saint dan Teknologi BPPT VII.IB.02. Skripsi di
Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor.
Tarigan.
(2003). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan
Status Gizi Anak Umur 3-36 Bulan Sebelum Dan Saat Krisis Ekonomi Di Jawa
Tengah. Buletin Penelitian Kesehatan Depkes RI. Vol. 31. No.1. hal. 1-12
Triastuti,
I. 2017. Analisis Kelayakan Usaha dan Preferensi Konsumen Beras Analog di Kelurahan Way Kandis Kecamatan Tanjung Seneng Bandar
Lampung. Tesis. Magister Teknologi
Industri Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Widara, S.S. 2012. Formulasi dan Karakterisasi Gizi
Beras Analog Terbuat dari Campuran Tepung Sorgum, Mocaf, Jagung, Maizena dan
Sagu Aren